Pengertian Price Earning Ratio, Rumus dan Penilaiannya – Pada kesempatan ini Studi News akan membahas tentang Price Earning Ratio. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan pengertian price earning ratio, rumus contoh dan penilaiannya dengan secara singkat dan jelas. Untuk lebih detailnya simak artikel berikut ini.
Pengertian Price Earning Ratio, Rumus dan Penilaiannya
Price Earning Ratio di gunakan oleh investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa mendatang. Investor akan bisa mempertimbangkan rasio ini untuk memilah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang.
PER akan menunjukan hubungan antara harga pasar saham umunya dengan earning per share. Perusahaan yang mempunyai peluang dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya memiliki PER yang tinggi, begitu juga sebaliknya perusahaan dengan niai pertumbuhan yang rendah maka memiliki nilai PER yang rendah atau kecil.
I.Pengertian Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang biasa digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham atau perbandingan antara harga pasar suatu pasar atau market price dengan EPS atau Earning Per Share dari saham yang bersangkutan. Pendekatan ini diperoleh dari rasio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia untuk pemegang saham.
Price Earning Ratio yaitu ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi harga atau nilai pada saham sebuah perusahaan. Keinginan seorang investor unutk melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti Price Earning Ratio. Karena adanya keinginan investor akan hasil yang layak dari suatu investasi saham.
II.Pengertian Price Earning Ratio
Rasio keuntungan atau harga merupakan suatu rasio yang biasa di gunakan untuk mengukur market price atau harga pasar pada setiap lembar saham biasa dengan keuntungan per lembar saham. Ukuran tersebut melibatkan suatu jumlah yang dengan tidak langsung di kendalikan oleh perusahaan harga pasar saham umum. Rasio keuntungan atau harga mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan di masa yang akan datang, Simamora (2000:531)
PER tidak mempunyai arti jika perusahaan memiliki keuntungan yang sangat rendah atau bahkan negatif. Dalam keadaan ini, nilai dari PER suatu perusahaan akan begitu tinggi atau bahkan negatif. PER adalah bagian dari rasio pasar di mana sudut pandang rasio ini lebih banyak dari sudut pandang investor.
III.Pengertian Price Earning Ratio
Dan juga merupakan ukuran dalam menentukan bagaimana pasar memberi harga atau nilai pada saham suatu perusahaan. Keinginan seorang investor untuk melakukan analisis pada suatu saham melalui rasio keuangan seperti PER yang di sebabkan dengan adanya keinginan calon investor atau investor akan saham perusahaan tersebut.
PER dapat di gunakan untuk menentukan nilai pasar saham yang di harapkan dan menentukan nilai pasar saham di masa yang akan datang. Secara fundamental menurut Husnan, rasio ini di perhatikan oleh investor dalam memilih saham. Karena perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi menunjukan nilai pasar yang juga tinggi atas saham tersebut.
Sehingga saham tersebut akan diminati oelh investor dan ini akhirnya akan memberi dampak pada kenaikan harga saham sebaliknya jika perusahaan memiliki PER yang rendah dan menunjukan nilai pasar yang rendah sehingga akan memberi dampak terhadap penurunan harga saham.
Semakin besar nilai PER, maka saham akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Apabila dikatakan suatu saham memiliki PER 10 kali, itu artinya harga saham tersebut 10 kali lipat terhadap EPS-nya. Suatu saham yang memiliki PER kecil bagi pemodal maka akan semakin bagus. Karena saham tersebut mempunyai harga yang semakin murah. PER adalah salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham.
Rumus Price Earning Ratio
Rumur PER (Price Earning Ratio) yaitu:
PER – Ps : EPS
Keterangan:
Ps : Price Stock
EPS : Earning Per Share
Contoh Perhitungan PER (Price to Earning Ratio atau Rasio Harga terhadap Pendapatan)
Sebagai contoh, jika harga per lembar saham perusahaan A adalah Rp. 1000,- dengan rasio EPS sebesar Rp. 40. Maka Rasio P/E adalah Rp. 1000/Rp. 40 = Rp. 25,-. Ini menandakan bahwa Investor bersedia untuk membayar Rp. 25,- untuk setiap Rp. 1 pendapatan perusahaan. Bagi perusahaan yang mengalami kerugian atau pendapatan yang bernilai negatif, rasio P/E biasanya dinyatakan dengan “tidak ada” atau biasanya ditulis dengan “N/A” atau “Not Applicable”.
Penilaian PER (Price to Earning Ratio atau Rasio Harga terhadap Pendapatan)
Rasio Harga terhadap Pendapatan (Price Earning Ratio) yang tinggi mungkin tidak selalu menjadi indikator Positif karena rasio PER yang tinggi bisa diakibatkan oleh “Overpricing” pada saham tersebut. Pada sisi lain, Price Earning Ratio yang rendah belum tentu merupakan indikator negatif, bisa jadi saham tersebut sedang diabaikan oleh pasar atau belum aktif didagangkan.
Oleh karena itu, Price Earning Ratio ini harus digunakan dengan hati-hati. Keputusan investasi tidak boleh hanya didasarkan pada rasio P/E ini saja, para investor harus mempertimbangkan rasio-rasio lain untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak membeli saham-saham tertentu.
Masalah yang paling sering dibahas mengenai rasio P/E ini adalah perhitungan penyebutnya yang juga memasukan barang-barang non tunai sehingga angka pendapatannya dapat dimanipulasi dengan mudah, misalnya dengan memasukan depresiasi atau amortisasi.
Meskipun tidak dimanipulasi dengan sengaja, angka pendapatan masih juga dapat dipengaruhi oleh item-item non tunai. Oleh sebab itu, kebanyakan investor menggunakan “Price to Cash Flow Ratio” atau “Rasio Harga terhadap aliran Tunai” untuk perhitungan yang menghilangkan item-item non tunai dan hanya memperhatikan Kas atau uang tunainya saja.
Demikian penjelasan tentang Pengertian Price Earning Ratio, Rumus dan Penilaiannya. Semoga dapt bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih.